Friday, February 20, 2009

Manusia Dan Kebenaran

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (QS. Al-Isra XVII: 81).

Orang sering kali berbicara tentang Al-Haq atau Kebenaran, dan merangsang manusia supaya hidup di dunia ini dengan penuh Kebenaran. Orang Jawa mengatakan supaya hidup bener.
Apakah sesungguhnya Kebenaran itu? Maka macam-macamlah maknanya sesuai dengan penggunaannya dalam ilmu filsafat, etika (akhlak), hukum (juriprudensi), dan lain sebagainya. Tetapi kitab Suci Al-Quran mempergunakan perkataan Al-Haq itu sebagai lawan kata dari Al-Bathil (kebatilan) dan adh-dhalal (kesesatan).
"Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan, maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan (dari kebenaran itu)?" (QS.Yunus X: 32).
Al-Haq atau Kebenaran sebagai disebutkan Al-Quran itulah yang seharusnya kita ketahui dan pahamkan benar-benar. Kebenaran seperti itulah yang harus menjadi idam-idaman setiap dan seluruh manusia dan berusaha keras menggolongkan diri masing-masing ke dalamnya, walaupun tidak termasuk ke dalam golongan Kebenaran itu dan masih dalam golongan lawannya, yaitu Al-bathil. Malah walau sebenarnya dan pada hakikatnya ia jagoan golongan bathil sekalipun!
Dalam hal ini selalu sajalah terdapat komplikasi karena pada umumnya seluruh para ahlul bathil itu mengira dan punya pretensi, bahwa merekalah sebenarnya yang berjalan di atas garis Kebenaran. Pretensi ini untuk sebagiannya adalah karena kebodohan, kejahilan dan ketidaksadaran mereka, dan sebagian lainnya karena sifat obstinat (keras kepala) mereka dan karenanya menentang dan menantang Kebenaran asal menentang dan menantang belaka.
"Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi," mereka menjawab: "Sesungguhnya kamilah orang-orang yang mengadakan perbaikan (pembangunan)."(QS. Al-Baqarah II: 11)."

Maka apakah Al-Haq (Kebenaran) itu?
Al-Haq (Kebenaran) adalah sesuatu yang tetap (permanen) dan baka (everlasting), sedangkan al-bathil adalah sesuatu yang relatif tidak tahan lama, berlalu dan lenyap. Apa yang keadaan tabiatnya adalah tetap dan bertahan serta baka, itu adalah Haqqun, dan apa saja yang keadaan sifatnya adalah berlalu dan melenyap, itu adalah bathilun.
Jika kita melihat dan memperhatikan segala kejadian dan peristiwa di dunia ini, malah dalam alam sejauh kita telah dapat menjangkaunya, maka sekali-kali kita tidak melihat seluruh wujud itu sebagai sesuatu yang menunjukkan sifat-sifat yang tetap dan baka dzatnya, terkecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Segala siapa saja dan apa saja selain DIA, wujudnya itu bukanlah karena dzatnya, dan keterusannya bukan pula karena dirinya sendiri, melainkan segala wujud itu adalah karena disebabkan oleh yang lain daripadanya. Segala maujudat itu adanya adalah setelah tadinya tidak ada, dan sekarang ada untuk nanti sampai pada ajalnya dan lenyaplah ia. Maka habislah riwayatnya dan tutuplah sejarahnya! Maka hakikat terang benderang yang disaksikan fitrah. Fitrah dan akal-akal para manusia ialah: SESUNGGUHNYA ALLAH SAJALAH YANG HAQ, SELAIN DIA SEMUANYA BATHIL.
Dan tentang ini Al-Quranulkarim, Kitabullah yang haq, antara lain-lain telah mengatakan:
"Maka Dzat yang demikian itu itulah ALLAH Tuhan kamu yang sebenar-benarnya. Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan belaka. Maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari Kebenaran itu?" (QS. Yunus X: 32).
"Yang demikian itu, itu adalah karena sesungguhnya ALLAH, Dialah Tuhan yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka serukan selain ALLAH, itulah yang bathil. Dan sesungguhnya ALLAH Dialah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar."
Maka barang siapa sesat dari hakikat ini dalam hidupnya sekarang (tidak mengetahui hakikat ini), pasti akan diketahuinya besok di kala tabir dari penglihatannya akan dibuka dan ia akan melihat hakikat-hakikat seadanya dengan seterang-terangnya.
"Di hari itu ALLAH akan memberi mereka balasan yang setimpal sebagaimana mestinya dan akan tahulah mereka, bahwa ALLAH, Dia adalah kebenaran yang Nyata (Al-Haqqul Mubin)." (QS. An-Nur XXIV: 25).
Dan memang Allah adalah Kebenaran yang Nyata, Allah adalah The Manifest Truth, The Real Reality.
Maka dalam rangka ketentuan hukum ini kesimpulannya ialah seperti dikatakan dalam Al-Quranulkarim:
"Janganlah kamu sembah disamping menyembah ALLAH, tuhan apapun yang lain. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan DIA. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, terkecuali wajahNya. BagiNyalah segala penetapan dan kepadaNyalah kamu dikembalikan." (QS. Al-Qashash XXVIII: 88).
Maka sudah sewajarnyalah apabila kita sebagai manusia, dan terutama kita sebagai muslimin dan muslimat, kembali sadar, bahwa sesungguhnya ALLAH Tuhan kita itu Dialah Kebenaran Mutlak dan karenanya segala yang datang dari Dia, itulah yang Haq, itulah yang benar. Apabila Allah sendiri telah mengatakan tentang diriNya, bahwa "bagiNyalah segala penetapan", sehingga mengenai hidup kita di dunia ini dari Dia jugalah kita harus mengetahui bagaimana sebenarnya kita memandang hidup ini, buat apa kita hidup di dunia sebenarnya, dan apa tujuan hidup manusia sebenarnya.
Ini haruslah kita pertanyakan karena dalam masyarakat manusia tidak sedikit pula terdapat golongan-golongan manusia yang selalu saja mengemukakan dan mengibaratkan (malah dengan seenaknya sendiri menetapkan), bahwa perkataan-perkataan mereka, pikiran-pikiran mereka, paham-paham mereka dan macam-macam lagi; itulah yang benar (haqqun), dan yang lainnya adalah salah (bathilun).
Maka menurut ajaran Islam ialah, bahwa sesuatu yang terkena sifat benar dan karenanya disebut kebenaran (Al-Haq) adalah:
a. menurut kadar hubungannya dengan Kebenaran Mutlak, yaitu Allah SWT, dan
b. selalu dalam pertalian dengan Allah serta keridhaan dan persetujuanNya.
Sedang sesuatu yang terkena sifat tidak benar dan karenanya disebut al-bathil adalah
a. menurut kadar jauhnya dari Allah, dan
b. tiada hubungan apapun dengan Allah, dan
c. terjauhnya ia dari keridhaan Allah.
Maka apa saja yang asal-usulnya dari pihak Allah, itu adalah haqqun (benar), dan apa saja yang asal-usulnya dari selain Allah, itu adalah bathilun (bukan kebenaran). Kalau kita sudah mengetahui, bahwa Allah adalah Yang Mutlak Benar, maka sadarilah bahwa perkataanNya adalah benar dan perbuatanNya adalah benar. Allah Yang Maha Tinggi itu tidaklah berkata atau mengatakan yang bathil-bathil dan tidak pula berbuat yang bathil-bathil.
Dan karena itulah makanya:
"Orang-orang yang berakal, yang selalu mengingat-ingat ALLAH sambil berdiri dan sambil duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka selalu pula memikirkan tentang penciptaan Alam Semesta ini, telah berkata: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan segala ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau!" (QS. Ali Imran III: 191).
Dengan ayat ini Islam sekaligus telah menolak secara jelas dan tegas sekali keingkaran segolongan manusia yang dengan bangga menduga dan mengira, bahwa:
a. segala penciptaan itu tidaklah ada hikmahnya sama sekali, dan
b. hidup ini tidaklah ada tujuan apa-apa selain hidup untuk hidup.
Maka dalam hal ini ingatlah akan peringatan Kitab Suci Al-Quran, yang mengatakan: "Maka apakah kamu kira bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu itu secara main-main belaka, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maha Tinggi Allah Raya yang Sebenarnya."
Maka jika manusia sebagai individu, golongan atau masyarakat hendak hidup benar, seharusnyalah menuruti segala Kebenaran yang datang dari ALLAH, Kebenaran Mutlak itu, dan menjadikan Kalamullah itu menjadi petunjuk satu-satunya baginya dalam hasratnya hendak mengetahui bagaimana sebenarnya ia harus memandang hidup ini, buat apa ia hidup di dunia ini sebenarnya, dan apa Tujuan Hidup manusia sebenarnya.
Hanya dengan demikianlah makhluk manusia itu, baik sebagai perorangan, maupun sebagai golongan dan masyarakat, dapat hidup dengan benar!
Jika tidak demikian, maka manusia golongan atau masyarakat itu akan semakin terjerumuslah ke dalam kebathilan dan ini adalah pertanda kehancuran bagi manusia golongan atau masyarakat itu. Dalam hal ini sebaiknya, diingat-ingatlah selalu Wahyu Ilahi yang tercantum pada permulaan tulisan esai ini.

0 comments:

Post a Comment



Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template